*corresponding author
AbstractFour times, in 1999, 2000, 2001, and 2002, amendments to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia (1945 Constitution of the Republic of Indonesia) were made. With the amendments to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia, the Indonesian constitutional system, particularly the institution of the MPR-RI, has undergone substantial alterations. Based on the 1945 Constitution and the Fourth Amendment, the Indonesian parliament might be composed of three chambers or institutions simultaneously. This is justifiable due to the MPR's establishment as a separate organization from the DPR and DPD. The 1945 Constitution continues to grant the MPR independent authority from the DPR and DPD. The purpose of this study is to determine the existence of the MPR after the 1945 Constitution was amended in accordance with the Indonesian Constitution. This study employs a qualitative approach and descriptive methodologies. In our constitutional system, the Indonesian legislative institution does not correspond to the concept of bicameralism as conceptualized by experts; rather, it adheres to the concept of tricameralism. This is proven by the existence of the MPR, DPR, and DPD, which each possess equal authority but are still superior to one another. Due of this, some refer to the Indonesian parliamentary system as a half-hearted tricameral
KeywordsAmandement, People’s Consultative Assembly (MPR), Parliament, Tricamenral
|
DOIhttps://doi.org/10.29099/ijair.v6i1.1.590 |
Article metrics10.29099/ijair.v6i1.1.590 Abstract views : 175 | PDF views : 39 |
Cite |
Full TextDownload |
References
A. M. Fatwa, Potret Konstitusi Pasca Amandemen Uud 1945. Penerbit Buku Kompas, 2009.
S. N. H. Susanto, “Pergeseran Kekuasaan Lembaga Negara Pasca Amandemen Uud 1945,†Masal. Huk., Vol. 43, No. 2, Pp. 279–288, 2014.
A. Rahmadhony, “Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia,†Palar (Pakuan Law Rev., Vol. 6, Pp. 92–119, 2020.
T. T. Tutik, “Analisis Kedudukan Dan Status Hukum Ketetapan MPR RI Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan,†J. Huk. Ius Quia Iustum, Vol. 20, No. 1, Pp. 1–20, Jan. 2013, Doi: 10.20885/Iustum.Vol20.Iss1.Art1.
B. I. Wiki, “Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,†2002.
M. Riananda, “Dinamika Kedudukan Tap Mpr Di Dalam Hierarki Peraturan Perundang-Undangan,†Fiat Justisiajurnal Ilmu Huk., Vol. 8, No. 2, Aug. 2015, Doi: 10.25041/Fiatjustisia.V8no2.297.
M. S. Oktava, “Eksistensi Ketetapan MPR/S Dalam Hierarki Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia,†J. Ius Kaji. Huk. Dan Keadilan, Vol. 5, No. 1, P. 119, Apr. 2017, Doi: 10.29303/Ius.V5i1.434.
E. Riyadi, “Reposisi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Dan Implikasinya Terhadap Kedudukan Tap Mpr/S Pasca Amandemen Uud 1945,†Supremasi Huk. J. Kaji. Ilmu Huk., Vol. 1, No. 1, 2012.
A. M. Rohmat, “Kedudukan Dan Kewenangan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Era Reformasi,†J. Pembaharuan Huk., Vol. 3, No. 2, P. 181, Jun. 2016, Doi: 10.26532/Jph.V3i2.1408.
R. Nazriyah, “Penguatan Peran Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia,†J. Huk. Pembang., Vol. 47, No. 1, Pp. 39–60, 2017.
F. Jurdi, “Eksistensi Parlemen Indonesia Setelah Amandemen Konstitusi,†J. Huk. Staatrechts, Vol. 2, No. 1, 2016.
M. Z. Arifin, “Suatu Pandangan Tentang Eksistensi Dan Penguatan Dewan Perwakilan Daerah,†J. Thengkyang, Vol. 1, No. 1, Pp. 1–15, 2019.
K. Zada, “Kewenangan Legislasi Dewan Perwakilan Daerah Dalam Reformasi Kelembagaan Perwakilan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi,†2015.
I. M. P. Diantha And M. S. Sh, Metodologi Penelitian Hukum Normatif Dalam Justifikasi Teori Hukum. Prenada Media, 2016.
P. Sugiyono, “Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,†Alpabeta, Bandung, 2011.
S. Soekanto, “Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat,†2007.
J. Asshiddiqie, Format Kelembagaan Negara Dan Pergeseran Kekuasaan Dalam Uud 1945. Fh Uii Press, 2004.
T. M. Nasarudin, “Peran DPD Sebagai Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia (Uud 1945 Pasca Amandemen),†Fiat Justisiajurnal Ilmu Huk., Vol. 10, No. 1, Feb. 2017, Doi: 10.25041/Fiatjustisia.V10no1.644.
T. S. B. Johan, Hukum Tata Negara Dan Hukum Admnistrasi Negara Dalam Tataran Reformasi Ketatanegaraan Indonesia. Deepublish, 2018.
B. Zuhri, “Peranan Dewan Perwakilan Rakyat Dalam Pembentukan Undang-Undang Menurut Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Setelah Amandemen,†J. Ensiklopedia, Vol. 3, No. 5, 2020.
M. Pirmansyah, “Eksistensi Dewan Perwakilan Daerah Dalam Sistem Bikameral Di Indonesia,†2014.
E. Susilowati, “Kelumpuhan Dewan Perwakilan Daerah Dalam Proses Legislasi Di Indonesia,†Moral. J. Ilmu Huk., Vol. 2, No. 2, Pp. 193–206, 2017.
P. J. Cendekia Jaya And D. Darwanto, “Mekanisme Hubungan Antar Lembaga Negara Pasca Amandemen Uud 1945,†Cendekia Jaya, Vol. 3, No. 1, Pp. 103–110, Feb. 2021, Doi: 10.47685/Cendekia-Jaya.V3i1.129.
S. Azmi, “Pelaksanaan Amandemen Terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,†Likhitaprajna, Vol. 16, No. 2, Pp. 14–26, 2014.
K. C. Wheare, “Konstitusi-Konstitusi Modern, Terj,†Muh. Hardani, Surabaya Pustaka Eureka, 2003.
A. F. G. Wardhana, “Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Melalui Putusan Mahkamah Konstitusi: Studi Terhadap Putusan Nomor 92/Puu-X/2012,†J. Huk. Ius Quia Iustum, Vol. 21, No. 2, Pp. 251–271, Apr. 2014, Doi: 10.20885/Iustum.Vol21.Iss2.Art5.
J. Asshiddiqie, “Perihal Undang-Undang [Regarding Laws]. 3rd Printed Version,†Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2014.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
________________________________________________________
The International Journal of Artificial Intelligence Research
Organized by: Departemen Teknik Informatika
Published by: STMIK Dharma Wacana
Jl. Kenanga No.03 Mulyojati 16C Metro Barat Kota Metro Lampung
Email: jurnal.ijair@gmail.com
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.